BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Gunung Kawi terletak di kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. Daerah
ini cukup terkenal dengan wisata religinya, banyak sekali pengunjung yang
mendatangi kawasan ini, tidak hanya untuk berwisata religi tetapi juga untuk
yang lainnya. Pengunjung yang datang
tidak hanya berasal dari kawasan Malang saja, tetapi dari luar kota juga banyak
yang datang untuk berkunjung ke wisata religi Gunung Kawi ini.
Perbedaan etnis dan budaya dapat kita lihat disini terutama perbedaan antara etnis Tiong Hoa dan
Jawa, tetapi mereka dapat membaur menjadi satu untuk melakukan ritual. Ritual
orang Tiong Hoa yang cukup terkenal di Gunung Kawi adalah ritual Ciam Si, pada
ritual ini tidak hanya orang Tiong Hoa yang melakukannya tetapi orang Jawa pun
juga banyak yang mengikuti ritual ini.
Ciam Si
merupakan jenis ramalan orang Tiong Hoa, Awalnya dalam hati sebutkan nama dan
apa yang ingin diketahui. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk
setengah lingkaran. Jika dua keping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama
maka ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa
dilanjutkan ke langkah berikutnya. dalam
ritual selanjutnya orang harus mengocok
bilah bambu yang diujungnya sudah diberi angka, bilah bambu tersebut berada
dalam kayu yang diukir. Setelah dikocok maka satu bilah bambu tersebut akan
keluar, dan angka yang terdapat pada bilah bambu tersebut akan ditukarkan pada
penjaga di tempat ritual ciamsi, dan si penjaga akan memberikan kertas kecil yang berisi syair sesuai dengan angka pada
bilah bambu tersebut.
Dalam ritual
ini tidak terdapat syarat atau ketentuan yang berlaku, semua etnis boleh
mengikuti ritual ini, ritual ini juga tidak membatasi usia tua, muda,anak-anak
pun boleh mengikutinya. Budaya ritual ciamsi ini memang bukan ritual khas dari
Indonesia tetapi budaya ini sudah dapat diterima dengan baik oleh pengunjung Gunung
Kawi.
Keterkaitan
ritual Ciamsi di Gunung Kawi, dan pengunjung Ciamsi yang berasal dari berbagai
etnis, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Motivasi Pengunjung Melakukan Ritual Ciamsi
di Gunung Kawi, Kabupaten Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan
adalah
1.
Apa yang
menyebabkan pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si?
2.
Apa tujuan
pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si?
3.
Apa manfaat
pengunjung Gunung Kawi malakukan ritual Ciam
Si?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari
rumusan masalah yang peneliti uraikan diatas maka tujuan penelitian adalah?
1.
Untuk mengetahui
penyebab pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si.
2.
Untuk mengetahui
tujuan pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si.
3.
Untuk mengetahui
manfaat pengunjung Gunung kawi melakukan ritual Ciam Si.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Secara teoritis,
hasil peenelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang
studi psikologi khususnya studi tentang metodologi penelitian kualitatif.
Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimabangan untuk
bacaan ataupun referensi bagi semua pihak. Khususnya bagi program studi
psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
2.
Secara praktis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat
menjawab rasa penasaran semua pihak khususnya pada ritual Ciam Si yang terdapat
di daerah kawasan wisata religi Gunung Kawi.
BAB II
Kajian Teori
2.1
Ciamsi
Ciamsi adalah peramalan yang berakar pada Taoisme. Zhang Tao Ling atau
Zhang Daoling, pengembangan ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2 Masehi,
menciptakan metode ciamsi dengan tujuan membantu orang-orang yang berdoa di
kelenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi. Jawaban
dibberikan dalam bentuk kata-kata yangberbentuk syair yang ditulis di
lembar-lembar kertas yang berisikan penjelasan atau petunjuk tertentu yang
dianggap sebagai jawaban dewa atau dewi atas doa yang telah dipanjatkan.
2.1.1
Aktivitas Ritual Ciamsi
Ritual ini
diawali dengan cara bersembahyang di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar
Dewa Kuan Kong. Kemudian dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui.
Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua
keping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama maka berarti ciamsi tidak di
izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah
berikutnya.
Ramalah di
awali dengan mengocok bilah bambu yang terdapat dalam wadah yang terbuat dari kayu yang diukir. Setelah
satu buah bilah bambu keluar, kita bisa melihat angka yang tertera pada bambu
tersebut. Lalu ditukarkan pada penjaga
Ciam Si supaya dapat ditukar dengan kertas syair sesuai dengan angka yang telah
didapatkan.Bagi yang tidak mengerti arti dari syair tersebut ,kita dapat
melihat artinya pada buku arti ramalan Ciam Si. Tiap-tiap angka berbeda-beda
bunyi syairnya. Jumlahnya 100 buah
syair yang menggambarkan perjalanan nasib manusia.
2.2
Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dorongan itu bisa
datang dari internal maupun eksternal, pada dasarnya semua motivasi itu datang
secara internal, faktor eksternal hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
internal adalah motivasi yang datang dari dalam diri kita, motivasi eksternal
adalah motivasi yang datang dari luar diri kita.
Salah satu teori Motivasi adalah
teori motivasi hierarki Abraham Maslow, konsep
motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang
disusun secara hierarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan
dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai. Motivasi manusia sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi terlebih dahulu.
5 teori Abraham
Maslow adalah sebagai berikut:
1.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
2.3 Kerangka Pikiran
Penelitian
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di kawasan wisata religi Gunung Kawi , Kabupaten Malang.Jawa
Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April 2012.
3.2
Teknik pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena
digunakan untuk mengetahui keabsahan data dari suatu penelitian. Disini
peneliti menggunakan terknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.
Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah peneliti
turut ambil bagian dalam kehidupan yang diteliti, yang artiya peneliti
merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya, dan disini peneliti ikut serta
dalam aktivitas ritual ciam si, agar peneliti dapat mengetahui apa yang
sebenarnya memotivasi individu tersebut untuk melakukan ciamsi. Dan disini
peneliti ikut merasakan juga hal-hal yang dialami oleh orang yang melakukan
ritual ciamsi ini. Jika peneliti hanya bertindak sebagai pengamat, maka
peneliti tidak akan bisa ikut merasakan secara langsung apa yang dialami oleh
subjek yang akan diteliti.
b.
Wawancara
Wawancara merupakan
percakapan atau tanya jawab antara
dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan
dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi
di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh
orang yang diwawancarai. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapat
informasi yang sebenar-benarnya dari subjek yang diwawancarai terkait dengan
motivasinya melakukan ritual ciamsi di Gunung Kawi.
3.3 Teknik Analisis
Disini
peneliti menggunakan pendekatan sttudi kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan
longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan,
pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya,
akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan
dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk
menghasilkan dan menguji hipotesis.
.
3.4 Teknik Pemilihan Subjek
Dalam memilih subjek peneliti bukan mengarahkan pada jumlah
sampel yang besar, melainkan pada masalah penelitian, subjek yang diteliti
tidak ditentukan secara kaku sejak awal, karena dapat berubah saat peneliti
berada di lapangan, subjek juga tidak diarahkan pada keterwakilan tetapi pada
kecocokan. Penelitian kualitatif pada
umumnya menggunakan pendekatan purposive sampling dalam menentukan subjek
penelitian, dimana subjek tidak diambil secara acak dan justru mengikuti
kriteria tertentu (Poerwandari, 2005).Oleh karena itu, subjek yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan ritual ciamsi di
Gunung Kawi.
3.5 Reliabilitas dan Validitas
3.5.1 Reliabilitas
Reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu
Data dinyatakan reliabel apabila dua
atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau
peneliti yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok
menunjukkan data yang tidak berbeda.
1. Quixotic Reliability
Reliabilitas
quixotic adalah keadaan dimana suatu metode pengumpulan data secara kontinyu
menghasilkan data yang sama (tidak bervariasi). Reliabilitas ini hanya dilihat
sekilas oleh peneliti sehingga reliabilitas ini sering tidak akurat. Pada
penelitian kali ini, reliabilitas quixotic yang secara kontinyu menunjukkan
adanya motivasi adalah banyaknya orang yang berkunjung ke ciamsi, sampai-sampai
orang-orang rela untuk mengantri saat melakukan ritual ciamsi. Banyak nya orang
yang datang dan rela mengantri melakukan ciamsi dapat sekilas menunjukkan
orang-orang termotivasi untuk mengetahui ramalan kehidupannya.
2. Diachronic Reliability
Reliabilitas diachronic adalah reliabilitas yang
menujukkan pada stabilitas suatu observasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain
diachronic reliability adalah sejarah yang memacu sesuatu untuk ada.
Reliabilitas diachronic dari penelitian ini adalah dulu eyang Jugo pernah pergi
ke dataran Cina ia bertemu dengan seorang ibu yang tidak memiliki uang sama
sekali untuk melahirkan, eyang Jugo memberikan uang yang ia miliki untuk
membantu persalinan ibu tersebut. dan eyang Jugo menyuruh si ibu dan anaknya
kelak pergi ke Gunung Kawi. Setelah anak itu besar anak itu perggi ke Gunung
Kawi untuk menemui eyang Jugo, namun sayang pada saat itu eyang Jugo sudah
meninggal, si anak tersebut tinggal disana dan merawat makam eyang Jugo untuk
membalas budi karena pernah memberi uang pada sang ibu untuk membantu
persalinannya. Dan pada saat itu orang mulai percaya bahwa eyang Jugo dapat
memberi rezeki, maka dari itu orang-orang berbondong-bondong datang ke Gunung
Kawi, terutama orang Tiong Hoa. Dan sejarah ciamsi berada di gunung kawi adalah
saat pendiri rokok Bentoel yang merupakan orang Tiong Hoa mencari wangsit di
Gunung Kawi, dan ia pun berhasil mendapatkan wangsit dan usahanya dapat
berkembang dengan pesat. Kabar hubungan kesuksesan rokok Bentoel dan pesarean
Gunung Kawi berkembang pesat di kalangan etnis Tiong Hoa, akibatnya banyak
ettnis Tiong Hoa yang datang berkunjung ke Gunung Kawi, mereka mengikuti ritual
Islam kejawen yang di pandu oleh juru kunci pesarean Gunung Kawi, setelah itu
meereka melakukan ritual dengan adat Tiong Hoa, seiring berjalanyya waktu
kelenteng kecil dibangun di dekat pesarean eyang Jugo, selain kelenteng para
etnis Tiong Hoa juga membangun tempat ciamsi (ramalan).
3. Sychronic Reliability
Reliabilitas ini mengacu pada kesesuaian data/ informasi
di setiap kegiatan pengumpulan data. Dalam mengamati perilaku manusia
seringkali didapati adanya persamaan sikap, motif & perilaku. Reliabilitas
jenis ini dikaitkan dengan motivasi adalah melakukan ciamsi karena keingin
tahuan orang itu sendiri. orang yang melakukan ciamsi dikarenakan adanya rasa
penasaran akan kehidupan mereka, dan ingin membuktikan kata-kata orang tentang
kebenaran ramalan ciamsi.
3.5.2
Validitas
Validitas adalah ketepatan interpretasi hasil penelitian
berdasarkan bukti yang mendukung, validitas merupakan kecocokan antara data
yang diperoleh peneliti dengan data yang ada dilapangan.
1.Reflective validity
Vliditas ini bermaksud agar variabel terukur hendaknya
dapat merefleksikan variabel yang sebenarnya handak diukur. Peneliti
berpendapat bahwa variabel yang merefleksikan motivasi pengunjung Gunung Kawi
melakukan ritual ciamsi adalah orang yang berjubel saat masuk ke tempat ciamsi,
karena kocokan yang disediakan hanya sebanyak 4 buah maka orang-orang harus
mengantri, dan saat mengantri mereka menunggu dengan sabar untuk mendapatkan
giliran mengocok bilah-bilah bambu tersebut.dari hal-hal tersebut dapat dilihat
bahwa mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan ritual ciamsi.
2. Ironic Validity
Validitas ini didapat ketika instrumen menggunakan sumber data dalam memperoleh
informasi tentang penelitian yang dilakukan. Sungmber data ini lah yang disebut
ironic validity. Pada penelitian ini, peneliti memilih orang yang telah
melakukan ciamsi sebagai sumber datanya. Baik yang baru pertama kali melakukan
ritual ciamsi, maupun yang sudah pernah melakukan ciamsi.
3. Neo-pragmatic Validity
Validitas ini berisi teori yang telah ada digabungkan
dengan topik penelitian. Peeneliti memilih teori yang cocok dengan topik yang
diambil. Pada penelitian ini peneliti mengamilih topok motivasi dan peneliti
mengkaitkannya dengan teori Hierarki Abraham Maslow.
4. Rhizomatic Validity
Validitas ini mencoba untuk memberikan gambaran bahwa
tidak ada peristiwa yang terjadi secara begitu saja, namun dengan perhatian,
setiap peristiwa itu dapat dipahami dan diungkap dengan banyak cerita sebagai
kebenaran yang sahih. Pada penelitian ini, validitas rhizomatic nya yaitu kepercayaan individu yang percaya akan
ramalan ciamsi selama 1 tahun kedepan, mereka juga percaya bahwa ramalan
tersebut benar, mereka cenderung mencari tahu ramalan akan peruntungan mereka
dalam melakukan usaha, dan saat ramalan mengatakan bahwa usahanya ditahun ini
akan mendapat keuntungan, dan ternyata hal tersebut menjadi kenyataan, maka
orang tersebut akan menyebarkan kabar tersebut, bahwa ramalan ciamsi benar.
5. Situated Validity
Validitas ini memberikan contoh kebenaran validitas
feminist dalam situasi dominasi pengaruh pria. Dimana wanita ingin
mengekspresikan perilakunya, tampilannya, emosiinya, sift keibuannyaa secara
beragam. Pada penelitian ini, terlihat pengunjung yang melakukan ciamsi ini
lebih banyak orang pribumi, dapat dilihat bahwa orang pribumi lebih termotivasi
untuk melakukan ciamsi agar mereka dapat mengetahui bagaimana kehidupannya 1
tahun kedepan, padahal ramalan ciamsi ini bukan merupakan budaya mereka, namun
mereka tetap mempercayainya.
BAB IV
Analisis dan Pembahasan
4.1 Analisis Coding
4.1.1 Open Coding
Merupakan proses untuk: Mengurai, menelaah, mengartikan
data, membandingkan, dan mengkategorisasikan. Kegiatannya memberi nama,
mengkategorisasikan fenomena yang diteliti melalui proses penelaahan yang diteliti
dan dilakukan secara teliti dan mendetail.
Kategori yang ada dalam open coding dirinci menjadi property, dan
dimensinya.
Bagan open coding yang
berdasarkan penelitian yaitu mengenai motivasi dalam melakukan ciamsi,
diantaranya:
1.
Kategori intensitas,
merupakan ciri fisik yang terlihat dari kedatangan ke Gunung Kawi dan melakukan
ritual ciamsi. Dimensinya banyak-sedikit.
2.
Kategori antusias, merupakan ciri fisik yang dapat
dilihat dari raut wajah yang senang saat mendapat hasil ciamsi yang baik dan
bersemangat untuk melakukan ritual ciamsi lagi, biasanya mereka melakukan lebih
dari 1 kali. Dimensinya tinggi-rendah.
3.
Kategori keikutsertaan, merupakan ciri fisik yang dapat
dilihat dari bagaimana individu mengikuti ritual ciamsi mulai dari melempar
kayu yang berbentuk setengah lingkaran, dilanjutkan dengan mengambil kayu yang
berisi bilah bambu, dan sebelum mengkocok diputarkan dulu di atas 3 lilin yang
berada di depan patung dewa, setelah itu dikocok hingga keluar 1 bilah bambu
dan angka yang tertera di bilah bambu
tersebut ditukarkan dengan kertas syair dewa sesuai dengan angka tersebut. Bila
tidak tahu dapat melihat buku arti syair tersebut. Dimensinya lengkap-sebagian.
4.
Kategori sumbangan, yaitu individu yang memberikan uang
ke tempat ramalan ciamsi karena telah
diberi fasilitas untuk melakukan ramalan
ciamsi tersebut. Dimensinya
adalah banyak- sedikit.
4.1.2
Axial Coding
Merupakan prosedur yang diarahkan untuk melihat
keterkaitan antara kategori-kategori yang dihasilkan di open coding. Ada
beberapa kondisi yang digunakan untuk melihat keterkaitan tersebut:
1. Causal condition
Causal
condition adalah kondisi yang menyebabkan orang termotivasi dalam melakukan
ritual ciamsi yaitu rasa ingin tahu seseorang mengenai prediksi kehidupannya
setahun kedepan, selain itu juga penasaran bagaimana ciamsi itu sehingga mereka
mencari tahu dan mengikuti ritual ciamsi tersebut. Hal tersebut yang
menyebabkan mereka termotivasi untuk melakukan ritual ciamsi tersebut.
2. Central Phenomenon
Central
phenomenon yang terjadi kepada orang yang baru pertama kali mengikuti ciamsi,
mereka kebingungan bagaimana cara melakukan ciamsi, selain itu juga banyaknya
warga pribumi yang datang dan mengocok ciamsi sampai berulang kali, karena
banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan, mereka memiliki motivasi supaya
kehidupan mereka setahun kedepan bisa lebih baik.
3. Consequences
Konsekuensi
yang terjadi ketika mereka kebingungan adalah mereka tidak mengerti apa yang
sedang dilakukan sebenarnya. Mereka akan mengikuti apa yang dilakukan oleh
orang kebanyakan , tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
Selain itu, akibat adanya motivasi yang timbul dari diri orang tersebut membuat
orang tersebut tidak puas bila hanya melakukan 1 kali pengocokan, mereka akan
melakukan berulang dengan pertanyaan yang berbeda supaya mereka dapat
mengetahui bagaimana perjalanan hidupnya 1 tahun kedepan.
4. Strategies
Strategi adalah
aksi untuk merespon atau menangani suatu fenomena, ketika seseorang baru
pertama kali datang ke ciamsi, mereka belum paham betul mengenai ritual ciamsi
itu sendiri, maka mereka akan mencari tahu tentang ritual ciamsi ini bisa
dengan bertanya pada orang yang menjaga tempat ciamsi tersebut atau dengan
sesama pengunjung yang memang sudah sering melakukan ritual ciamsi tersebut.
Sedangkan bagi orang yang sudah memiliki motivasi untuk mengetahui kehidupannya
yang akan datang mereka akan berkunjung ke tempat ciamsi tersebut dan
menanyakan apa yang ingin mereka ketahui dan memintanya dengan khusyuk, supaya
mereka mendapat jawaban yang benar.
5. Context
Konteks adalah
situasi tertentu yang mempengaruhi aksi, interaksi atau strategi. Situasi yang
mempengaruhi pengunjung datang dan melakukan ritual ciamsi adalah motivasi
mereka untuk mengetahui kehidupan1 tahun kedepan, dan apabila ada hal buruk di
kedepannya mereka sudah bisa mengaantisipasinya terlebih dahulu sehingga
kehidupan mereka bisa lancar. Sedangkan untuk orang yang masih awam, situasi
keramaian di tempat ciamsi membuat mereka ingin tahu apa ciamsi itu, dan
banyaknya kabar tentang kebenaran ramalan ciamsi juga membuat mereka tertarik
untuk mencobanya.
6. Intervening Condition
Intervening
conditin adalah kondisi yang memfasilitasi atau menghambat perkembangan suatu
strategi tertentu.Strategi dalam mencari informasi bagi yang masih awam sudah
difasilitasi dengan adanya penjaga ciamsi, kita dapat bertanya tentang apa yang
belum kita ketahui tentang ciamsi, selain itu juga ada media internet yang
dapat diakses untuk memberi informasi, namun hal itu akan terhambat jika si
penjaga ciamsi sedang sibuk melayani pengunjung
yang menukarkan bilah bambu dengan kertas syair, dan apabila sumber
informasi dari internet tidak memberikan data yang lengap mengenai ritual
ciamsi di Gunung Kawi.
4.1.3 Selective Coding
Selective coding merupakan proses merangkum kategori yang
sudah didapatkan. Proses ini secara langsung
akan memvalidasi keterkaitan antara kategori yang berhasil diidentifikasi.
Di wisata religi Gunung
Kawi yang terletak di Kabupaten Malang, terdapat tempat untuk melakukan ritual
ciamsi, banyak pengunjung yang berdatangan ke Gunung Kawi untuk melakukan
ritual tersebut. Motivasi orang untuk melakukan ciamsi pada dasarnya berawal dari
faktor internal yang didukung oleh faktor eksternal, motivasi mereka adalah
untuk mengetahui ramalan kehidupannya untuk 1 tahun kedepan. Mereka memiliki
motivasi tersebut karena tersugesti oleh orang-orang yang telah membuktikan
ramalan ciamsi tersebut, dan akhirnya mereka menjadi penasaran sehingga ingin
membuktikan sendiri kebenaran ramalan ciamsi tersebut.
Jika
dikaitkan dengan teori hierarki Abraham Maslow , orang melakukan ciamsi
dikarenakan ingin memenuhi kebutuhan pada dirinya. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
mendasar yang perlu dipenuhi terlebih dahulu.
5 teori Abraham Maslow adalah
sebagai berikut:
1.
Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. Orang yang melakukan ciamsi pastilah orang tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan ini, jika mereka belum memenuhi kebutuhan ini maka tidak mungkin mereka bisa menjalani ritual ciamsi. Hal ini dapat peneliti liat dari pakaian yang mereka kenakan, pakaian yang digunakan sudah layak pakai.
Kebutuhan fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. Orang yang melakukan ciamsi pastilah orang tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan ini, jika mereka belum memenuhi kebutuhan ini maka tidak mungkin mereka bisa menjalani ritual ciamsi. Hal ini dapat peneliti liat dari pakaian yang mereka kenakan, pakaian yang digunakan sudah layak pakai.
2.
Kebutuhan
Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. Didekat tempat ciamsi ada pos penjagaan dan juga pos informasi, hal ini dapat membuat pengunjung yang melakukan ciamsi menjadi lebih merasa aman dan nyaman saat melakukan ritual ini. Selain itu mereka melakukan ciamsi dengan tujuan untuk mengetahui kehidupan mereka pada tahun berikutnya, karena mereka ingin sebelum nasib sial menimpa mereka dapat mengantisipasinya terlebih dahulu, dan dapat berhati-hati dalam menjalani kehidupan, agar nasib sial yang diramalkan tidak datang menimpa kehidupan mereka. dan mereka akan dapat hidup dengan aman dan nyaman.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. Didekat tempat ciamsi ada pos penjagaan dan juga pos informasi, hal ini dapat membuat pengunjung yang melakukan ciamsi menjadi lebih merasa aman dan nyaman saat melakukan ritual ini. Selain itu mereka melakukan ciamsi dengan tujuan untuk mengetahui kehidupan mereka pada tahun berikutnya, karena mereka ingin sebelum nasib sial menimpa mereka dapat mengantisipasinya terlebih dahulu, dan dapat berhati-hati dalam menjalani kehidupan, agar nasib sial yang diramalkan tidak datang menimpa kehidupan mereka. dan mereka akan dapat hidup dengan aman dan nyaman.
3.
Kebutuhan
Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Orang yang melakukan ciamsi memanjatkan banyak pertanyaan kepada dewa, seperti halnya masalah kerjasama dengan rekan bisnis, dan yang sering diminta adalah jodoh (biasnya permintaan orang yang belum memiliki pasangan).
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Orang yang melakukan ciamsi memanjatkan banyak pertanyaan kepada dewa, seperti halnya masalah kerjasama dengan rekan bisnis, dan yang sering diminta adalah jodoh (biasnya permintaan orang yang belum memiliki pasangan).
4.
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. Dalam hal ini orang banyak menanyakan tentang kesuksesan kerjanya, bila dalam ramalan ciamsi pekerjaan mereka akan mendapat hambatan, maka sebelumnya mereka akan mengantisipasinya terlebih dahulu agar usaha yang dijalankan tetap lancar dan semakin sukses, karena semakin suksesnya usaha akan mempengaruhi penghargaan yang diberikan orang lain pada mereka.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya. Hal ini tidak masuk dalam ramalan ciamsi.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. Dalam hal ini orang banyak menanyakan tentang kesuksesan kerjanya, bila dalam ramalan ciamsi pekerjaan mereka akan mendapat hambatan, maka sebelumnya mereka akan mengantisipasinya terlebih dahulu agar usaha yang dijalankan tetap lancar dan semakin sukses, karena semakin suksesnya usaha akan mempengaruhi penghargaan yang diberikan orang lain pada mereka.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya. Hal ini tidak masuk dalam ramalan ciamsi.
4.2 Pembahasan Masalah
Dalam pembahasan masalah peneliti akan menjawab rumusan masalah yang ada.
Para pengunjung wisata religi Gunung Kawi melakukan ritual
ciamsi dikarenakan ada faktor internal dan didukung dengan faktor
eksternal.faktor internal adalah ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
mengetahui peruntungan mereka pada kehidupan kedepannya, faktor eksternal
adalah Mereka memiliki motivasi untuk
mengetahui kehidupan mereka kedepannya karena tersugesti oleh orang-orang yang
telah membuktikan ramalan ciamsi tersebut, dan akhirnya mereka menjadi
penasaran sehingga ingin membuktikan sendiri kebenaran ramalan ciamsi tersebut.
Mereka
memiliki tujuan dalam melakukan ritual ciamsi, yakni untuk menjawab rasa ingin
tahu mereka akan kehidupannya 1 tahun kedepan, dan bagi orang yang masih awam
mereka melakukan ciamsi untuk menjawab asa penasaran mereka mengenai ritual
ciamsi tersebut, dan benar tidaknya kebenaran dari ramalan ciamsi tersebut.
Rasa penasaran dan keingin tahuan mereka akan terjawab ketika mereka telah
melakukan sendiri ritual ciamsi tersebut, dan membuktikan sendiri kebenaran
ramalan ciamsi tersebut.
Ada manfaat
yang didapat pengunjung yang melakukan ritual ciamsi bagi yang baru melakukan
ritual ini mereka akan mendapatkan pengalaman baru yakni mengikuti ritual
ciamsi di Gunung Kawi. Bagi pengunjung yang sudah pernah melakukan ritual
ciamsi dan telah membuktikan kebenaran ramalan tersebut, ketika mendapat
ramalan nasib yang buruk pada tahun mendatang mereka akan mengantisipasi kejadian
tersebut supaya hal itu tidak terjadi di kehidupannya.
BAB V
Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Tempat wisata religi Gunung Kawi, yang terletak di Kabupaten
Malang, Jawa Timur memang dikenal sebagai tempat untuk melakukan ritual
pesugihan. Karena dahulu eyang Jugo pernah membantu biaya persalinan ibu yang berada di dataran
cina, dan akhirnya anak dari si ibu tersebut diutus oleh ibunya ke Gunung Kawi
untuk menemui eyang Jugo, namun sayang eyang Jugo sudah meninggal dunia dan
untuk membalas budinya anak yang berasal dari dataran Cina tersebut mengabdikan
dirinya untuk menjaga makam eyang Jugo, banyaknya orang yang mengetahui hal ini
sehingga menganggap bahwa eyang Jugo dapat memberikan kekayaan pada seseorang,
apalagi ditambah dengan bukti keberhasilan pabrik rokok Bentoel akibat
pesugihan di Gunung Kawi, yang kebetulan pendiri pabrik tersebut berasal dari
etnis Tiong Hoa dari sinilah banyak orang dari etnis Tiong Hoa datang ke Gunung
Kawi untuk mencari pesugihan.
Mereka mengikuti segala ritual
yang dipandu oleh juru kunci pesarean Gunung Kawi tersebut. Karena banyaknya
etnis tiong Hoa yang datang ke Gunung kawi, akhirnya dibangunlah kelenteng di
dekat pesarean tersebut, selain kelenteng mereka juga membangun tempat ramal
khas etnis Tiong Hoa yaitu ciamsi.
Ciamsi adalah
ramalan etnis Tiong Hoa, yang dapat mengungkap kehidupan seseorang selama
setahun kedepan. Ritual ini diawali dengan cara bersembahyang di altar
Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. Kemudian dalam hati
sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui. Setelah itu melemparkan dua keping
kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua keping kayu ini jatuh dengan sisi
gambar yang sama maka berarti ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya,
ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya. Yakni dengan mengocok bilah
bambu yang terdapat dalam wadah yang
terbuat dari kayu yang diukir. Setelah satu buah bilah bambu keluar, kita bisa
melihat angka yang tertera pada bambu tersebut.
Lalu ditukarkan pada penjaga Ciam Si supaya dapat ditukar dengan kertas
syair sesuai dengan angka yang telah didapatkan.Bagi yang tidak mengerti arti
dari syair tersebut ,kita dapat melihat artinya pada buku arti ramalan Ciam Si.
Tiap-tiap angka berbeda-beda bunyi syairnya. Jumlahnya 100 buah syair yang
menggambarkan perjalanan nasib manusia.
Ciamsi tidak hanya dilakukan oleh etnis
tiong Hoa, banyak pula orang pribumi yang melakukan ritual ini, walaupun budaya
ini sangat berbeda dengan budaya masyarakat sekitar tetapi ciamsi dapat
diterima dengan baik oleh orang pribumi.
5.2 Saran
Karena banyaknya pengunjung
Gunung kawi yang berminat melakukan ciamsi, sebaiknya tempat ciamsi diperbesar,
atau diberi tempat antrian agar tidak berdesak-desakan saat melakukan ritual
ciamsi, sehingga pengunjung yang melakukan ritual ini bisa lebih khusyuk dalam
memanjatkan permintaannya. Selain itu perbanyak tempat kayu untuk menaruh bilah
bambu agar orang-orang tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melaksanakan
ritual ciamsi ini.
Daftar Pustaka
Handoko,
Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi
Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
J. Moleong, Lexy, Dr.M.A. 2000. Metodologi Penelitian
Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN
1.
Data wawancara
Ns.:
Mr. R
Baris
|
Pelaku
|
Narasi
|
Tema
|
5
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
|
Permisi, bapak! Bapak sendirian saja?
Oh, iya. Tidak saya tidak sendiri,saya kesini sama
keluarga bawa anak dan cucu saya.
Wah, liburan ya pak? Bapak asalnya darimana?
Haha, iya, mumpung cucu saya tidak sekolah, saya ajak kesini.
Jangan dipanggil bapak, sudah tua saya ini, panggil kakek saja lah. Kakek
dari Bandung. Kamu dari mana asalnya?
Saya dari Malang kek.
|
Perkenalan
|
8
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
|
Kakek sudah sering berkunjung kesini?
Sangat sering, kakek hampir tiap tahun berkunjung
kesini.
Oh, ya kek? Sejak kapan kakek berkunjung kemari?
Kakek kemari sudah sejak dulu, sebelum ibumu lahir
mungkin. Hehehe. Dulu waktu mau kemari masih tidak seramai ini, jalannya
masih jelek. Masih belum ada ini tempat-tempat jualan seperti ini. Ini sudah
sangat bagus kalau dibandingkan dengan pertama kali kakek kesini.
Kakek sudah melakukan ciamsi?
Ya, kakek tadi sudah mengambil ciamsi. Sampai bosan
kakek, karena sudah setiap tahun kakek melakukan ini.karena ciamsi ini hanya
berlaku untu 1 tahun kedepan.
Untuk apa kakek jauh-jauh dari Bandung ke Gunung Kawi
setiap tahun?
Sudah tradisi dari dulu memang, dan disini kakek ingin
tahu kehidupan kedepan kakek seperti apa, dan meminta kelancaran rejeki dan
kesehatan tentunya.
|
Penyebab
|
2
|
Intervieweer
Interviewee
|
Saya mau melakukan ritual ciamsi kek, bagaimana
caranya?
Awalnya kamu sembahyang
di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. sebutkan nama
dan apa yang ingin diketahui dalam hati,
tapi kamu harus fokus. Setelah itu
melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran yang ada di depan lilin itu.
Kalau dua keping kayu itu jatuh dengan sisi
gambar yang sama kamu ga boleh
melakukan ciamsi, tapi kalau sebaliknya, baru kamu bisa melakukan ciamsi
Nanti ambil kayu yang isinya bambu kecil-kecil itu
terus dikocok sampek keluar 1, kalau yang keluar 2 kamu harus ulang lagi.
Nanti bambu yang keluar diatasnya ada angkanya, nah itu
kamu tukar sama kertas cimasi, minta ke bapaknya yang jaga itu.
|
Tata cara
|
4
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
|
Bener gak sih kek, ramalan ciamsi ini?
Itu sih tergantung kepercayaan kamu, waktu kamu ngocok
bambu itu kamu harus yakin dan fokus sama permintaanmu itu, kalau kamu yakin
pasti jawaban yang keluar pasti benar, kalau kamu cuman asal coba-coba ya
percuma aja, ga akan ada jawaban dari yang kamu tanyain.
Kalau ramalan yang sudah pernah kakek dapatkan apa
benar-benar terjadi?
Ya, ramalan yang kakek dapatkan selalu benar, karena
kakek memintanya dengan sungguh-sungguh dan ga asal coba-coba begitu saja,
makanya dewa memberi jawaban yang benar untuk kakek.
|
Kebenaran
|
3
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
|
Waah, terimakasih kek atas informasinya. Saya jadi tahu
sekarang kek, soalnya ini baru pertama kalinya saya berkunjung kesini.
Iya, sama-sama. segera di coba ciamsinya, jangan lupa
tanya jodohmu. Semoga berhasil
Hahaha, iya kakek. Saya akan coba kek. Mari kek.
|
Perpisahan
|
Ns:
Ms. X
Baris
|
Pelaku
|
Narasi
|
Tema
|
6
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewer
|
Permisi, mbak! Boleh saya duduk disini mbak?
Iya, silahkan saja mbak.
Asalnya dari mana mbak?
Dari Malang mbak, mbaknya?
Saya juga dari Malang mbak. Mbak disini sedang liburan?
Iya, besok libur kerja. Ni, diajak teman-teman kesini.
|
Perkenalan
|
8
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
|
Mbak sudah sering berkunjung kesini?
Ndak mbak, ini baru pertama kali. Diajakin temen ya
ikut aja, daripada nganggur.
Oh, gitu mbak. Tapi mbak sudah tau tentang ciamsi?
Belum lah, saya taunya Gunung Kawi tempat pesugihan,
saya baru tau ada tempat ciamsi.
Mbak sudah mencoba ciamsi?
Iya, sudah. Ini saya dapat kertas ini (sambil
menyodorkan kertas ciamsi).
Kenapa mbak mencoba ikut ritual ciamsi?
Penasaran aja, ini tempat kok ramai sekali. Saya jadi
ingin tahu apa dalamnya.
|
Penyebab
|
2
|
Intervieweer
Interviewee
|
Mbak kan baru pertama kesini, kok mbak tahu cara ritual
ciamsi?
Iya, tadi saya liat orang-orang. Banyak yang ngocok
bambu, ya saya ikutin aja. Tapi tadi saya juga tanya sama ibu-ibu yang sudah
bawa kertas ciamsi. Saya tanya gimana cara dapetnya.
Sulit ga sih mbak, ikut ritual ciamsi?
Ga sulit sih sebenernya, cuman bingung tadi waktu
masuk. Ini mau ngapain, tapi setelah tau dijalani ternyata ya ga sulit.
|
Tata cara
|
6
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
|
Mbak percaya ga, sama ramalan ciamsi yang mbak dapat
ini?
Saya sih ga percaya namanya juga ramalan, belum tentu
bener. Saya Cuma penasaran jadi ikut- ikutan saja.
Mbak tau ga maksud tulisan yang ada di kertas ini?
Hahaha, saya juga ga tau, kata-katanya sulit
dimengerti, tadi ada buku buat ngartiin isinya. Cuman rame banyak yang lihat,
jadi males.
Kalau ada waktu pengen ga mbak main ke kawi lagi?
Waduh enggak deh kayaknya, rame kayak gini
desek-desekan. Males jadinya, capek juga kan jauh juga perjalanan kesini.
|
Kebenaran
|
4
|
Interviewer
Interviewee
Interviewer
Interviewee
|
Yasudah kalau begitu mbak, saya permisi dulu mau
lihat-lihat kedalam.
Oo, iya mbak.
Makasih mbak, mari.
Iya mbak sama-sama.
|
Perpisahan
|