Rizqi Rahmaniar

Psikologi Brawijaya 2010.

Rizqi Rahmaniar

Psikologi Brawijaya 2010

Rizqi Rahmaniar

Psikologi Brawijaya 2010

Rizqi Rahmaniar

Psikologi Brawijaya 2010

Rizqi Rahmaniar

Psikologi Brawijaya 2010

Tuesday, June 12, 2012

Motivasi Pengunjung Melakukan Ritual Ciamsi di Gunung Kawi Kabupaten Malang


BAB I
Pendahuluan
1.1            Latar Belakang
Gunung Kawi terletak di kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. Daerah ini cukup terkenal dengan wisata religinya, banyak sekali pengunjung yang mendatangi kawasan ini, tidak hanya untuk berwisata religi tetapi juga untuk yang lainnya.  Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari kawasan Malang saja, tetapi dari luar kota juga banyak yang datang untuk berkunjung ke wisata religi Gunung Kawi ini.
Perbedaan etnis dan budaya dapat kita lihat disini  terutama perbedaan antara etnis Tiong Hoa dan Jawa, tetapi mereka dapat membaur menjadi satu untuk melakukan ritual. Ritual orang Tiong Hoa yang cukup terkenal di Gunung Kawi adalah ritual Ciam Si, pada ritual ini tidak hanya orang Tiong Hoa yang melakukannya tetapi orang Jawa pun juga banyak yang mengikuti ritual ini.
Ciam Si merupakan jenis ramalan orang Tiong Hoa, Awalnya dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua keping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama maka ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya.  dalam ritual selanjutnya  orang harus mengocok bilah bambu yang diujungnya sudah diberi angka, bilah bambu tersebut berada dalam kayu yang diukir. Setelah dikocok maka satu bilah bambu tersebut akan keluar, dan angka yang terdapat pada bilah bambu tersebut akan ditukarkan pada penjaga di tempat ritual ciamsi, dan si penjaga akan memberikan kertas kecil  yang berisi syair sesuai dengan angka pada bilah bambu tersebut.
Dalam ritual ini tidak terdapat syarat atau ketentuan yang berlaku, semua etnis boleh mengikuti ritual ini, ritual ini juga tidak membatasi usia tua, muda,anak-anak pun boleh mengikutinya. Budaya ritual ciamsi ini memang bukan ritual khas dari Indonesia tetapi budaya ini sudah dapat diterima dengan baik oleh pengunjung Gunung Kawi.
Keterkaitan ritual Ciamsi di Gunung Kawi, dan pengunjung Ciamsi yang berasal dari berbagai etnis, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Motivasi Pengunjung Melakukan Ritual Ciamsi di Gunung Kawi, Kabupaten Malang”.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah
1.        Apa yang menyebabkan pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si?
2.        Apa tujuan pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual  Ciam Si?
3.        Apa manfaat pengunjung Gunung Kawi malakukan  ritual Ciam Si?

1.3            Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang peneliti uraikan diatas maka tujuan penelitian adalah?
1.        Untuk mengetahui penyebab pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si.
2.        Untuk mengetahui tujuan pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual Ciam Si.
3.        Untuk mengetahui manfaat pengunjung Gunung kawi melakukan ritual Ciam Si.

1.4            Manfaat Penelitian
1.      Secara teoritis, hasil peenelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang studi psikologi khususnya studi tentang metodologi penelitian kualitatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimabangan untuk bacaan ataupun referensi bagi semua pihak. Khususnya bagi program studi psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
2.      Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat menjawab rasa penasaran semua pihak khususnya pada ritual Ciam Si yang terdapat di daerah kawasan wisata religi Gunung Kawi.


BAB II
Kajian Teori
2.1            Ciamsi
Ciamsi adalah peramalan yang berakar pada Taoisme. Zhang Tao Ling atau Zhang Daoling, pengembangan ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2 Masehi, menciptakan metode ciamsi dengan tujuan membantu orang-orang yang berdoa di kelenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi. Jawaban dibberikan dalam bentuk kata-kata yangberbentuk syair yang ditulis di lembar-lembar kertas yang berisikan penjelasan atau petunjuk tertentu yang dianggap sebagai jawaban dewa atau dewi atas doa yang telah dipanjatkan.

2.1.1        Aktivitas Ritual Ciamsi
Ritual ini diawali dengan cara bersembahyang di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. Kemudian dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua keping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama maka berarti ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya.
Ramalah di awali dengan mengocok bilah bambu yang terdapat dalam wadah  yang terbuat dari kayu yang diukir. Setelah satu buah bilah bambu keluar, kita bisa melihat angka yang tertera pada bambu tersebut.  Lalu ditukarkan pada penjaga Ciam Si supaya dapat ditukar dengan kertas syair sesuai dengan angka yang telah didapatkan.Bagi yang tidak mengerti arti dari syair tersebut ,kita dapat melihat artinya pada buku arti ramalan Ciam Si. Tiap-tiap angka berbeda-beda bunyi syairnya. Jumlahnya 100 buah syair yang menggambarkan perjalanan nasib manusia.

2.2            Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dorongan itu bisa datang dari internal maupun eksternal, pada dasarnya semua motivasi itu datang secara internal, faktor eksternal hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi internal adalah motivasi yang datang dari dalam diri kita, motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri kita.
            Salah satu teori Motivasi adalah teori motivasi hierarki Abraham Maslow, konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hierarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi terlebih dahulu.
5 teori Abraham Maslow adalah sebagai berikut:
1.    Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.



2.3 Kerangka Pikiran



Penelitian
3.1  Tempat dan Waktu Penelitian
       Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata religi Gunung Kawi , Kabupaten Malang.Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April 2012.
3.2       Teknik pengumpulan data
          Teknik pengumpulan data adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena digunakan untuk mengetahui keabsahan data dari suatu penelitian. Disini peneliti menggunakan terknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.    Observasi Partisipan
          Observasi partisipan adalah peneliti turut ambil bagian dalam kehidupan yang diteliti, yang artiya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya, dan disini peneliti ikut serta dalam aktivitas ritual ciam si, agar peneliti dapat mengetahui apa yang sebenarnya memotivasi individu tersebut untuk melakukan ciamsi. Dan disini peneliti ikut merasakan juga hal-hal yang dialami oleh orang yang melakukan ritual ciamsi ini. Jika peneliti hanya bertindak sebagai pengamat, maka peneliti tidak akan bisa ikut merasakan secara langsung apa yang dialami oleh subjek yang akan diteliti.
b.   Wawancara
          Wawancara merupakan percakapan  atau tanya jawab antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.  Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapat informasi yang sebenar-benarnya dari subjek yang diwawancarai terkait dengan motivasinya melakukan ritual ciamsi di Gunung Kawi.

3.3  Teknik Analisis
          Disini peneliti menggunakan pendekatan sttudi kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
.
3.4  Teknik Pemilihan Subjek
          Dalam memilih subjek peneliti bukan mengarahkan pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada masalah penelitian, subjek yang diteliti tidak ditentukan secara kaku sejak awal, karena dapat berubah saat peneliti berada di lapangan, subjek juga tidak diarahkan pada keterwakilan tetapi pada kecocokan.  Penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan pendekatan purposive sampling dalam menentukan subjek penelitian, dimana subjek tidak diambil secara acak dan justru mengikuti kriteria tertentu (Poerwandari, 2005).Oleh karena itu, subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan ritual ciamsi di Gunung Kawi.
3.5 Reliabilitas dan Validitas
3.5.1   Reliabilitas
          Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu Data dinyatakan reliabel apabila  dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda.
1.    Quixotic Reliability
          Reliabilitas quixotic adalah keadaan dimana suatu metode pengumpulan data secara kontinyu menghasilkan data yang sama (tidak bervariasi). Reliabilitas ini hanya dilihat sekilas oleh peneliti sehingga reliabilitas ini sering tidak akurat. Pada penelitian kali ini, reliabilitas quixotic yang secara kontinyu menunjukkan adanya motivasi adalah banyaknya orang yang berkunjung ke ciamsi, sampai-sampai orang-orang rela untuk mengantri saat melakukan ritual ciamsi. Banyak nya orang yang datang dan rela mengantri melakukan ciamsi dapat sekilas menunjukkan orang-orang termotivasi untuk mengetahui ramalan kehidupannya.

2.    Diachronic Reliability
Reliabilitas diachronic adalah reliabilitas yang menujukkan pada stabilitas suatu observasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain diachronic reliability adalah sejarah yang memacu sesuatu untuk ada. Reliabilitas diachronic dari penelitian ini adalah dulu eyang Jugo pernah pergi ke dataran Cina ia bertemu dengan seorang ibu yang tidak memiliki uang sama sekali untuk melahirkan, eyang Jugo memberikan uang yang ia miliki untuk membantu persalinan ibu tersebut. dan eyang Jugo menyuruh si ibu dan anaknya kelak pergi ke Gunung Kawi. Setelah anak itu besar anak itu perggi ke Gunung Kawi untuk menemui eyang Jugo, namun sayang pada saat itu eyang Jugo sudah meninggal, si anak tersebut tinggal disana dan merawat makam eyang Jugo untuk membalas budi karena pernah memberi uang pada sang ibu untuk membantu persalinannya. Dan pada saat itu orang mulai percaya bahwa eyang Jugo dapat memberi rezeki, maka dari itu orang-orang berbondong-bondong datang ke Gunung Kawi, terutama orang Tiong Hoa. Dan sejarah ciamsi berada di gunung kawi adalah saat pendiri rokok Bentoel yang merupakan orang Tiong Hoa mencari wangsit di Gunung Kawi, dan ia pun berhasil mendapatkan wangsit dan usahanya dapat berkembang dengan pesat. Kabar hubungan kesuksesan rokok Bentoel dan pesarean Gunung Kawi berkembang pesat di kalangan etnis Tiong Hoa, akibatnya banyak ettnis Tiong Hoa yang datang berkunjung ke Gunung Kawi, mereka mengikuti ritual Islam kejawen yang di pandu oleh juru kunci pesarean Gunung Kawi, setelah itu meereka melakukan ritual dengan adat Tiong Hoa, seiring berjalanyya waktu kelenteng kecil dibangun di dekat pesarean eyang Jugo, selain kelenteng para etnis Tiong Hoa juga membangun tempat ciamsi (ramalan).
3.    Sychronic Reliability
Reliabilitas ini mengacu pada kesesuaian data/ informasi di setiap kegiatan pengumpulan data. Dalam mengamati perilaku manusia seringkali didapati adanya persamaan sikap, motif & perilaku. Reliabilitas jenis ini dikaitkan dengan motivasi adalah melakukan ciamsi karena keingin tahuan orang itu sendiri. orang yang melakukan ciamsi dikarenakan adanya rasa penasaran akan kehidupan mereka, dan ingin membuktikan kata-kata orang tentang kebenaran ramalan ciamsi.

3.5.2        Validitas
Validitas adalah ketepatan interpretasi hasil penelitian berdasarkan bukti yang mendukung, validitas merupakan kecocokan antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang ada dilapangan.
1.Reflective validity
Vliditas ini bermaksud agar variabel terukur hendaknya dapat merefleksikan variabel yang sebenarnya handak diukur. Peneliti berpendapat bahwa variabel yang merefleksikan motivasi pengunjung Gunung Kawi melakukan ritual ciamsi adalah orang yang berjubel saat masuk ke tempat ciamsi, karena kocokan yang disediakan hanya sebanyak 4 buah maka orang-orang harus mengantri, dan saat mengantri mereka menunggu dengan sabar untuk mendapatkan giliran mengocok bilah-bilah bambu tersebut.dari hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan ritual ciamsi.
2.    Ironic Validity
Validitas ini didapat ketika instrumen  menggunakan sumber data dalam memperoleh informasi tentang penelitian yang dilakukan. Sungmber data ini lah yang disebut ironic validity. Pada penelitian ini, peneliti memilih orang yang telah melakukan ciamsi sebagai sumber datanya. Baik yang baru pertama kali melakukan ritual ciamsi, maupun yang sudah pernah melakukan ciamsi.
3.    Neo-pragmatic Validity
Validitas ini berisi teori yang telah ada digabungkan dengan topik penelitian. Peeneliti memilih teori yang cocok dengan topik yang diambil. Pada penelitian ini peneliti mengamilih topok motivasi dan peneliti mengkaitkannya dengan teori Hierarki Abraham Maslow.
4.    Rhizomatic Validity
Validitas ini mencoba untuk memberikan gambaran bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi secara begitu saja, namun dengan perhatian, setiap peristiwa itu dapat dipahami dan diungkap dengan banyak cerita sebagai kebenaran yang sahih. Pada penelitian ini, validitas rhizomatic nya yaitu  kepercayaan individu yang percaya akan ramalan ciamsi selama 1 tahun kedepan, mereka juga percaya bahwa ramalan tersebut benar, mereka cenderung mencari tahu ramalan akan peruntungan mereka dalam melakukan usaha, dan saat ramalan mengatakan bahwa usahanya ditahun ini akan mendapat keuntungan, dan ternyata hal tersebut menjadi kenyataan, maka orang tersebut akan menyebarkan kabar tersebut, bahwa ramalan ciamsi benar.
5.    Situated Validity
Validitas ini memberikan contoh kebenaran validitas feminist dalam situasi dominasi pengaruh pria. Dimana wanita ingin mengekspresikan perilakunya, tampilannya, emosiinya, sift keibuannyaa secara beragam. Pada penelitian ini, terlihat pengunjung yang melakukan ciamsi ini lebih banyak orang pribumi, dapat dilihat bahwa orang pribumi lebih termotivasi untuk melakukan ciamsi agar mereka dapat mengetahui bagaimana kehidupannya 1 tahun kedepan, padahal ramalan ciamsi ini bukan merupakan budaya mereka, namun mereka tetap mempercayainya.


BAB IV
Analisis dan Pembahasan
4.1 Analisis Coding
4.1.1 Open Coding
Merupakan proses untuk: Mengurai, menelaah, mengartikan data, membandingkan, dan mengkategorisasikan. Kegiatannya memberi nama, mengkategorisasikan fenomena yang diteliti melalui proses penelaahan yang diteliti dan dilakukan secara teliti dan mendetail.
Kategori yang ada dalam open coding dirinci menjadi property, dan dimensinya.
            Bagan open coding yang berdasarkan penelitian yaitu mengenai motivasi dalam melakukan ciamsi, diantaranya:
1.    Kategori  intensitas, merupakan ciri fisik yang terlihat dari kedatangan ke Gunung Kawi dan melakukan ritual ciamsi. Dimensinya banyak-sedikit.
2.    Kategori antusias, merupakan ciri fisik yang dapat dilihat dari raut wajah yang senang saat mendapat hasil ciamsi yang baik dan bersemangat untuk melakukan ritual ciamsi lagi, biasanya mereka melakukan lebih dari 1 kali. Dimensinya tinggi-rendah.
3.    Kategori keikutsertaan, merupakan ciri fisik yang dapat dilihat dari bagaimana individu mengikuti ritual ciamsi mulai dari melempar kayu yang berbentuk setengah lingkaran, dilanjutkan dengan mengambil kayu yang berisi bilah bambu, dan sebelum mengkocok diputarkan dulu di atas 3 lilin yang berada di depan patung dewa, setelah itu dikocok hingga keluar 1 bilah bambu dan angka yang tertera di bilah  bambu tersebut ditukarkan dengan kertas syair dewa sesuai dengan angka tersebut. Bila tidak tahu dapat melihat buku arti syair tersebut. Dimensinya lengkap-sebagian.
4.    Kategori sumbangan, yaitu individu yang memberikan uang ke tempat ramalan  ciamsi karena telah diberi fasilitas untuk melakukan ramalan  ciamsi tersebut.  Dimensinya adalah banyak- sedikit.

4.1.2        Axial Coding
Merupakan prosedur yang diarahkan untuk melihat keterkaitan antara kategori-kategori yang dihasilkan di open coding. Ada beberapa kondisi yang digunakan untuk melihat keterkaitan tersebut:
1.    Causal condition
     Causal condition adalah kondisi yang menyebabkan orang termotivasi dalam melakukan ritual ciamsi yaitu rasa ingin tahu seseorang mengenai prediksi kehidupannya setahun kedepan, selain itu juga penasaran bagaimana ciamsi itu sehingga mereka mencari tahu dan mengikuti ritual ciamsi tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan mereka termotivasi untuk melakukan ritual ciamsi tersebut.
2.    Central Phenomenon
     Central phenomenon yang terjadi kepada orang yang baru pertama kali mengikuti ciamsi, mereka kebingungan bagaimana cara melakukan ciamsi, selain itu juga banyaknya warga pribumi yang datang dan mengocok ciamsi sampai berulang kali, karena banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan, mereka memiliki motivasi supaya kehidupan mereka setahun kedepan bisa lebih baik.
3.    Consequences
     Konsekuensi yang terjadi ketika mereka kebingungan adalah mereka tidak mengerti apa yang sedang dilakukan sebenarnya. Mereka akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang kebanyakan , tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang dilakukannya. Selain itu, akibat adanya motivasi yang timbul dari diri orang tersebut membuat orang tersebut tidak puas bila hanya melakukan 1 kali pengocokan, mereka akan melakukan berulang dengan pertanyaan yang berbeda supaya mereka dapat mengetahui bagaimana perjalanan hidupnya 1 tahun kedepan.
4.    Strategies
     Strategi adalah aksi untuk merespon atau menangani suatu fenomena, ketika seseorang baru pertama kali datang ke ciamsi, mereka belum paham betul mengenai ritual ciamsi itu sendiri, maka mereka akan mencari tahu tentang ritual ciamsi ini bisa dengan bertanya pada orang yang menjaga tempat ciamsi tersebut atau dengan sesama pengunjung yang memang sudah sering melakukan ritual ciamsi tersebut. Sedangkan bagi orang yang sudah memiliki motivasi untuk mengetahui kehidupannya yang akan datang mereka akan berkunjung ke tempat ciamsi tersebut dan menanyakan apa yang ingin mereka ketahui dan memintanya dengan khusyuk, supaya mereka mendapat jawaban yang benar.
5.    Context
     Konteks adalah situasi tertentu yang mempengaruhi aksi, interaksi atau strategi. Situasi yang mempengaruhi pengunjung datang dan melakukan ritual ciamsi adalah motivasi mereka untuk mengetahui kehidupan1 tahun kedepan, dan apabila ada hal buruk di kedepannya mereka sudah bisa mengaantisipasinya terlebih dahulu sehingga kehidupan mereka bisa lancar. Sedangkan untuk orang yang masih awam, situasi keramaian di tempat ciamsi membuat mereka ingin tahu apa ciamsi itu, dan banyaknya kabar tentang kebenaran ramalan ciamsi juga membuat mereka tertarik untuk mencobanya.
6.    Intervening Condition
     Intervening conditin adalah kondisi yang memfasilitasi atau menghambat perkembangan suatu strategi tertentu.Strategi dalam mencari informasi bagi yang masih awam sudah difasilitasi dengan adanya penjaga ciamsi, kita dapat bertanya tentang apa yang belum kita ketahui tentang ciamsi, selain itu juga ada media internet yang dapat diakses untuk memberi informasi, namun hal itu akan terhambat jika si penjaga ciamsi sedang sibuk melayani pengunjung  yang menukarkan bilah bambu dengan kertas syair, dan apabila sumber informasi dari internet tidak memberikan data yang lengap mengenai ritual ciamsi di Gunung Kawi.

4.1.3    Selective Coding
Selective coding merupakan proses merangkum kategori yang sudah didapatkan. Proses ini secara langsung  akan memvalidasi keterkaitan antara kategori yang berhasil diidentifikasi.
            Di wisata religi Gunung Kawi yang terletak di Kabupaten Malang, terdapat tempat untuk melakukan ritual ciamsi, banyak pengunjung yang berdatangan ke Gunung Kawi untuk melakukan ritual tersebut. Motivasi orang untuk melakukan ciamsi pada dasarnya berawal dari faktor internal yang didukung oleh faktor eksternal, motivasi mereka adalah untuk mengetahui ramalan kehidupannya untuk 1 tahun kedepan. Mereka memiliki motivasi tersebut karena tersugesti oleh orang-orang yang telah membuktikan ramalan ciamsi tersebut, dan akhirnya mereka menjadi penasaran sehingga ingin membuktikan sendiri kebenaran ramalan ciamsi tersebut.
            Jika dikaitkan dengan teori hierarki Abraham Maslow , orang melakukan ciamsi dikarenakan ingin memenuhi kebutuhan pada dirinya. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi terlebih dahulu.
5 teori Abraham Maslow adalah sebagai berikut:
1.        Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hi
erarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. Orang yang melakukan ciamsi pastilah orang tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan ini, jika mereka belum memenuhi kebutuhan ini maka tidak mungkin mereka bisa menjalani ritual ciamsi. Hal ini dapat peneliti liat dari pakaian yang mereka kenakan, pakaian yang digunakan  sudah layak pakai.
2.        Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. Didekat tempat ciamsi ada pos penjagaan dan juga pos informasi, hal ini dapat membuat pengunjung yang melakukan ciamsi menjadi lebih merasa aman dan nyaman saat melakukan ritual ini. Selain itu mereka melakukan ciamsi dengan tujuan untuk mengetahui kehidupan mereka pada tahun berikutnya, karena mereka ingin sebelum nasib sial menimpa mereka dapat mengantisipasinya terlebih dahulu, dan dapat berhati-hati dalam menjalani kehidupan, agar nasib sial yang diramalkan tidak datang menimpa kehidupan mereka. dan mereka akan dapat hidup dengan aman dan nyaman.
3.        Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
Orang yang melakukan ciamsi memanjatkan banyak pertanyaan kepada dewa, seperti halnya masalah kerjasama dengan rekan bisnis, dan yang sering diminta adalah jodoh (biasnya permintaan orang yang belum memiliki pasangan).
4.         Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
 Dalam hal ini orang banyak menanyakan tentang kesuksesan kerjanya, bila dalam ramalan ciamsi pekerjaan mereka akan mendapat hambatan, maka sebelumnya mereka akan mengantisipasinya terlebih dahulu agar usaha yang dijalankan tetap lancar dan semakin sukses, karena semakin suksesnya usaha akan mempengaruhi penghargaan yang diberikan orang lain pada mereka.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Hal ini tidak masuk dalam ramalan ciamsi.

4.2  Pembahasan Masalah
Dalam pembahasan masalah peneliti akan menjawab rumusan masalah yang ada.
       Para pengunjung  wisata religi Gunung Kawi melakukan ritual ciamsi dikarenakan ada faktor internal dan didukung dengan faktor eksternal.faktor internal adalah ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengetahui peruntungan mereka pada kehidupan kedepannya, faktor eksternal adalah Mereka memiliki motivasi  untuk mengetahui kehidupan mereka kedepannya karena tersugesti oleh orang-orang yang telah membuktikan ramalan ciamsi tersebut, dan akhirnya mereka menjadi penasaran sehingga ingin membuktikan sendiri kebenaran ramalan ciamsi tersebut.
       Mereka memiliki tujuan dalam melakukan ritual ciamsi, yakni untuk menjawab rasa ingin tahu mereka akan kehidupannya 1 tahun kedepan, dan bagi orang yang masih awam mereka melakukan ciamsi untuk menjawab asa penasaran mereka mengenai ritual ciamsi tersebut, dan benar tidaknya kebenaran dari ramalan ciamsi tersebut. Rasa penasaran dan keingin tahuan mereka akan terjawab ketika mereka telah melakukan sendiri ritual ciamsi tersebut, dan membuktikan sendiri kebenaran ramalan ciamsi tersebut.
       Ada manfaat yang didapat pengunjung yang melakukan ritual ciamsi bagi yang baru melakukan ritual ini mereka akan mendapatkan pengalaman baru yakni mengikuti ritual ciamsi di Gunung Kawi. Bagi pengunjung yang sudah pernah melakukan ritual ciamsi dan telah membuktikan kebenaran ramalan tersebut, ketika mendapat ramalan nasib yang buruk pada tahun mendatang mereka akan mengantisipasi kejadian tersebut supaya hal itu tidak terjadi di kehidupannya.


BAB V
Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
       Tempat wisata religi  Gunung Kawi, yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur memang dikenal sebagai tempat untuk melakukan ritual pesugihan. Karena dahulu eyang Jugo pernah membantu  biaya persalinan ibu yang berada di dataran cina, dan akhirnya anak dari si ibu tersebut diutus oleh ibunya ke Gunung Kawi untuk menemui eyang Jugo, namun sayang eyang Jugo sudah meninggal dunia dan untuk membalas budinya anak yang berasal dari dataran Cina tersebut mengabdikan dirinya untuk menjaga makam eyang Jugo, banyaknya orang yang mengetahui hal ini sehingga menganggap bahwa eyang Jugo dapat memberikan kekayaan pada seseorang, apalagi ditambah dengan bukti keberhasilan pabrik rokok Bentoel akibat pesugihan di Gunung Kawi, yang kebetulan pendiri pabrik tersebut berasal dari etnis Tiong Hoa dari sinilah banyak orang dari etnis Tiong Hoa datang ke Gunung Kawi untuk mencari pesugihan.
       Mereka mengikuti segala ritual yang dipandu oleh juru kunci pesarean Gunung Kawi tersebut. Karena banyaknya etnis tiong Hoa yang datang ke Gunung kawi, akhirnya dibangunlah kelenteng di dekat pesarean tersebut, selain kelenteng mereka juga membangun tempat ramal khas etnis Tiong Hoa yaitu ciamsi.
       Ciamsi adalah ramalan etnis Tiong Hoa, yang dapat mengungkap kehidupan seseorang selama setahun kedepan. Ritual ini diawali dengan cara bersembahyang di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. Kemudian dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua keping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama maka berarti ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya. Yakni dengan mengocok bilah bambu yang terdapat dalam wadah  yang terbuat dari kayu yang diukir. Setelah satu buah bilah bambu keluar, kita bisa melihat angka yang tertera pada bambu tersebut.  Lalu ditukarkan pada penjaga Ciam Si supaya dapat ditukar dengan kertas syair sesuai dengan angka yang telah didapatkan.Bagi yang tidak mengerti arti dari syair tersebut ,kita dapat melihat artinya pada buku arti ramalan Ciam Si. Tiap-tiap angka berbeda-beda bunyi syairnya. Jumlahnya 100 buah syair yang menggambarkan perjalanan nasib manusia. 
       Ciamsi tidak hanya dilakukan oleh etnis tiong Hoa, banyak pula orang pribumi yang melakukan ritual ini, walaupun budaya ini sangat berbeda dengan budaya masyarakat sekitar tetapi ciamsi dapat diterima dengan baik oleh orang pribumi.
5.2  Saran
       Karena banyaknya pengunjung Gunung kawi yang berminat melakukan ciamsi, sebaiknya tempat ciamsi diperbesar, atau diberi tempat antrian agar tidak berdesak-desakan saat melakukan ritual ciamsi, sehingga pengunjung yang melakukan ritual ini bisa lebih khusyuk dalam memanjatkan permintaannya. Selain itu perbanyak tempat kayu untuk menaruh bilah bambu agar orang-orang tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melaksanakan ritual ciamsi ini.


Daftar Pustaka
Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
J. Moleong, Lexy, Dr.M.A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya


LAMPIRAN
1.      Data  wawancara

Ns.: Mr. R
Baris
Pelaku
Narasi
Tema
5
Interviewer
Interviewee

Interviewer
Interviewee



Interviewer
Permisi, bapak! Bapak sendirian saja?
Oh, iya. Tidak saya tidak sendiri,saya kesini sama keluarga bawa anak dan cucu saya.
Wah, liburan ya pak? Bapak asalnya darimana?
Haha, iya, mumpung cucu saya tidak sekolah, saya ajak kesini. Jangan dipanggil bapak, sudah tua saya ini, panggil kakek saja lah. Kakek dari Bandung. Kamu dari mana asalnya?
Saya dari Malang kek.
Perkenalan
8
Interviewer
Interviewee

Interviewer

Interviewee






Interviewer
Interviewee



Interviewer

Interviewee
Kakek sudah sering berkunjung kesini?
Sangat sering, kakek hampir tiap tahun berkunjung kesini.
Oh, ya kek? Sejak kapan kakek berkunjung kemari?
Kakek kemari sudah sejak dulu, sebelum ibumu lahir mungkin. Hehehe. Dulu waktu mau kemari masih tidak seramai ini, jalannya masih jelek. Masih belum ada ini tempat-tempat jualan seperti ini. Ini sudah sangat bagus kalau dibandingkan dengan pertama kali kakek kesini.
Kakek sudah melakukan ciamsi?
Ya, kakek tadi sudah mengambil ciamsi. Sampai bosan kakek, karena sudah setiap tahun kakek melakukan ini.karena ciamsi ini hanya berlaku untu 1 tahun kedepan.
Untuk apa kakek jauh-jauh dari Bandung ke Gunung Kawi setiap tahun?
Sudah tradisi dari dulu memang, dan disini kakek ingin tahu kehidupan kedepan kakek seperti apa, dan meminta kelancaran rejeki dan kesehatan tentunya.
Penyebab
2
Intervieweer

Interviewee
Saya mau melakukan ritual ciamsi kek, bagaimana caranya?
Awalnya kamu sembahyang di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui dalam hati, tapi kamu harus fokus. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran yang ada di depan lilin itu. Kalau dua keping kayu itu jatuh dengan sisi gambar yang sama kamu ga boleh melakukan ciamsi, tapi kalau sebaliknya, baru kamu bisa melakukan ciamsi
Nanti ambil kayu yang isinya bambu kecil-kecil itu terus dikocok sampek keluar 1, kalau yang keluar 2 kamu harus ulang lagi. Nanti bambu yang keluar diatasnya ada angkanya, nah itu kamu tukar sama kertas cimasi, minta ke bapaknya yang jaga itu. 
Tata cara
4
Interviewer
Interviewee






Interviewer

Interviewee
Bener gak sih kek, ramalan ciamsi ini?
Itu sih tergantung kepercayaan kamu, waktu kamu ngocok bambu itu kamu harus yakin dan fokus sama permintaanmu itu, kalau kamu yakin pasti jawaban yang keluar pasti benar, kalau kamu cuman asal coba-coba ya percuma aja, ga akan ada jawaban dari yang kamu tanyain.
Kalau ramalan yang sudah pernah kakek dapatkan apa benar-benar terjadi?
Ya, ramalan yang kakek dapatkan selalu benar, karena kakek memintanya dengan sungguh-sungguh dan ga asal coba-coba begitu saja, makanya dewa memberi jawaban yang benar untuk kakek.
Kebenaran
3
Interviewer


Interviewee

Interviewer
Waah, terimakasih kek atas informasinya. Saya jadi tahu sekarang kek, soalnya ini baru pertama kalinya saya berkunjung kesini.
Iya, sama-sama. segera di coba ciamsinya, jangan lupa tanya jodohmu. Semoga berhasil
Hahaha, iya kakek. Saya akan coba kek. Mari kek.
Perpisahan


Ns: Ms. X
Baris
Pelaku
Narasi
Tema
6
Interviewer

Interviewee
Interviewer
Interviewee
Interviewer

Interviewer
Permisi, mbak! Boleh saya duduk disini mbak?
Iya, silahkan saja mbak.
Asalnya dari mana mbak?
Dari Malang mbak, mbaknya?
Saya juga dari Malang mbak. Mbak  disini sedang liburan?
Iya, besok libur kerja. Ni, diajak teman-teman kesini.
Perkenalan
8
Interviewer
Interviewee

Interviewer

Interviewee

Interviewer
Interviewee

Interviewer
Interviewee
Mbak sudah sering berkunjung kesini?
Ndak mbak, ini baru pertama kali. Diajakin temen ya ikut aja, daripada nganggur.
Oh, gitu mbak. Tapi mbak sudah tau tentang ciamsi?
Belum lah, saya taunya Gunung Kawi tempat pesugihan, saya baru tau ada tempat ciamsi.
Mbak sudah mencoba ciamsi?
Iya, sudah. Ini saya dapat kertas ini (sambil menyodorkan kertas ciamsi).
Kenapa mbak mencoba ikut ritual ciamsi?
Penasaran aja, ini tempat kok ramai sekali. Saya jadi ingin tahu apa dalamnya.

Penyebab
2
Intervieweer

Interviewee
Mbak kan baru pertama kesini, kok mbak tahu cara ritual ciamsi?
Iya, tadi saya liat orang-orang. Banyak yang ngocok bambu, ya saya ikutin aja. Tapi tadi saya juga tanya sama ibu-ibu yang sudah bawa kertas ciamsi. Saya tanya gimana cara dapetnya.
Sulit ga sih mbak, ikut ritual ciamsi?
Ga sulit sih sebenernya, cuman bingung tadi waktu masuk. Ini mau ngapain, tapi setelah tau dijalani ternyata ya ga sulit.

Tata cara
6
Interviewer

Interviewee


Interviewer

Interviewee


Interviewer

Interviewee


Mbak percaya ga, sama ramalan ciamsi yang mbak dapat ini?
Saya sih ga percaya namanya juga ramalan, belum tentu bener. Saya Cuma penasaran jadi ikut- ikutan saja.
Mbak tau ga maksud tulisan yang ada di kertas ini?
Hahaha, saya juga ga tau, kata-katanya sulit dimengerti, tadi ada buku buat ngartiin isinya. Cuman rame banyak yang lihat, jadi males.
Kalau ada waktu pengen ga mbak main ke kawi lagi?
Waduh enggak deh kayaknya, rame kayak gini desek-desekan. Males jadinya, capek juga kan jauh juga perjalanan kesini.

Kebenaran
4
Interviewer

Interviewee
Interviewer
Interviewee
Yasudah kalau begitu mbak, saya permisi dulu mau lihat-lihat kedalam.
Oo, iya mbak.
Makasih mbak, mari.
Iya mbak sama-sama.

Perpisahan
                                  


2.      Dokumentasi.